1 KESALAHAN MEMBACA BERITA KORUPSI

 

Kebanyakan diantara kita membaca sebuah berita tertangkapnya koruptor menanggapinya dengan menghujat, menyalahkan mengeneralisasi semua pegawai negeri, polisi, maupun penegak hukum lain adalah sama dengan koruptor. Biasanya mereka langsung menyamaratakan semua profesi adalah koruptor, akan tetapi apakah memiliki pikiran seperti itu adalah benar?

(sumber gambar: http://www.ugm.ac.id/koran/files/15852/KT%2026-07-2011%20hal%20A1.jpg diunduh pada tanggal 15 November 2015)

 

Melihat berita tertangkapnya koruptor seharusnya kita justru bersyukur. Mengapa? karena dengan tertangkapnya koruptor menunjukkan bahwa hukum di Indonesia sudah berjalan dengan semestinya, ditambah kebebasan pers juga berjalan baik di negara yang menjungjung tinggi HAM ini. Tertangkapnya koruptor berarti menunjukkan bahwa aparat penegak hukum sedang bekerja sebagaimana mestinya. Tertangkapnya koruptor juga menunjukkan bahwa keadilan sedang diperjuangkan di meja hijau.

 

(sumber gambar: http://images.detik.com/content/2012/03/20/10/sidang_ilustrasi.jpg dinduh pada tanggal 15 November 2015)

Akan tetapi yang perlu diingat adalah Bahwa jika seseorang baru ditangkap dan belum ada putusan pengadilan apakah dia bersalah atau tidak, ada baiknya kita tidak boleh menuduh orang tersebut adalah tersangkanya. Bisa jadi dia hanya saksi atau aparat penegak hukum yang salah tangkap. Kesalahan ini mungkin saja terjadi mengingat manusia adalah mahkluk Tuhan yang bisa juga salah dan berbuat dosa. Untuk itulah berita-berita di TV, koran, maupun media lainnya sering menulis berita “Diduga kuat A adalah tersangka korupsi Hambalang”. Menggunakan kata diduga artinya belum pasti kebenarannya. Sehingga kita sebagai rakyat haruslah lebih berpikir positif dan lebih teliti ketika membaca berita.

Leave a Reply

Your email address will not be published.