Gizi buruk adalah mimpi buruk bagi kita semua. Bayangkan saja anak-anak balita tak berdosa mengalami kekurangan gizi yang menyebabkan mereka rentan terkena berbagai penyakit bahkan bisa menimbulkan kematian dini. Indonesia yang katanya negara yang makmur, jaya, abadi, dan sejahtera ternyata masih mengalami permasalahan gizi buruk. Penulis akan memaparkan analisis penulis agar permasalahan gizi buruk segera bisa lenyap dari bumi pertiwi
(sumber gambar: http://karawangid.com/wp-content/uploads/2013/03/stop-gizi-buruk.png diunduh pada tanggal 19 November 2015)
Gizi buruk adalah suatu kondisi yangmana penderitanya mengalami kekurangan gizi yang amat sangat membahayakan. Gizi buruk berakibat kematian dan membuat generasi penerus bangsa terhambat pertumbuhannya. Angka gizi buruk di Indonesia berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia mencapai 19,6 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan data Riskesdas 2010 sebesar 17,9 persen dan Riskesdas 2007 sebesar 18,4%. Hal ini sangatlah buruk mengingat generasi penerus bangsa menjadi berkurang jumlahnya.
(sumber gambar: http://dwiearoem.com/wp-content/uploads/2013/11/f9e8472b16c11a4de9027178f1391d98_a.jpg diunduh pada tanggal 19 November 2015)
Gizi buruk ini diakibatkan karena kurangnya asupan gizi ke dalam tubuh. Kekurangan asupan ini diakibatkan karena kurang berkualitasnya maupun kuantitasnya yang kurang mencukupi kebutuhan hidup. Kekurangan ini diakibatkan karena kurangnya uang untuk membeli kebutuhan pangan ini. Kurangnya uang ini juga ternyata telah dibantu oleh pemerintah pusat untuk melawan kemiskinan. Akan tetapi apa yang terjadi saat uang tersebut sampai ke tangan masyarakat, apakah sama jumlahnya seperti yang diberikan oleh pemerintah pusat?
(sumber gambar: http://sp.beritasatu.com/media/images/original/20131221075119014.jpg diunduh pada tanggal 19 November 2015)
Berkaca dari gizi buruk yang terjadi di Banten yangmana penderita gizi buruk berjumlah 5.043 anak pada 2012, ternyata penyebab utamanya adalah korupsi. Anggaran pemerintah Banten untuk penanganan gizi buruk terus ditambah dalam tiga tahun terakhir yakni, tahun 2010 sekitar Rp 2,5 miliar, meningkat pada 2011 menjadi Rp 5,4 miliar, dan meningkat lagi pada 2011 menjadi sekitar Rp 9,7 miliar. Namun, kasus gizi buruk di Banten tetap tinggi.
Kasus gizi buruk dan kesehatan balita di Banten ini sangat kontras dengan temuan KPK di rumah adik Gubernur Banten, Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana. Ditangkapnya Wawan –panggilan Chaeri Wardana– membuka berbagai kasus dugaan korupsi, termasuk di bidang kesehatan.
(sumber gambar: http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gatot-usai-diperiksa-kpk_20150805_172907.jpg diunduh pada tanggal 19 November 2015)
Di daerah Sumatera Utara Dengan masih banyaknya kasus korupsi ini, masalah kemiskinan juga menjadi suatu persolan yang akut. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2011 mencapai 30,02 juta orang (12,49%), hanya turun 0,84% dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2010 yang sebesar 31,02 juta orang (13,33%). Dan jumlah penduduk miskin di bawah garis kemiskinan di Sumut Maret 2010 sebesar 1.490.000 orang (11,31%).
Tingginya kasus korupsi dan angka kemiskinan di Sumut, sehingga tidak mengherankan lagi kalau di Sumut khususnya Kota Medan, masih banyak anak yang mengalami gizi buruk. Harian Analisa (27/10) mengabarkan bahwa, selama tahun 2011 jumlah penderita gizi buruk di Kota Medan ditemukan sebanyak 124 anak dan 1.896 anak mengalami gizi kurang. Jumlah anak yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang ini terdapat di 14 kelurahan yang dikatagorikan rawan pangan dengan jumlah keluarga miskin mencapai 2.599 kepala keluarga.
(sumber gambar: http://griyatabunganakhirat.com/wp/wp-content/uploads/anak-yatim-dan-fakir-miskin.jpg diunduh pada tanggal 19 November 2015)
Dan total rumah tangga rawan pangan di Kota Medan sebanyak 79.136 kepala keluarga (KK) atau 22,93% dari 345.127 KK. Kelurahan yang memiliki KK miskin adalah Kelurahan Sidomolyo, Ladang Bambu, Namo Gajah (Medan Tuntungan), Kelurahan Belawan Bahagia, Belawan Bahari, Belawan-I, Belawan II, Bagan Deli, Pulau Sicanang (Medan Belawan), Kelurahan Terjun, Paya Pasir, Labuhan Deli (Medan Marelan), dan Kelurahan Pekan Labuhan, Nelayan Indah di Kecamatan Medan Labuhan.
Memutus Kemiskinan
Pemberantasan korupsi dan penindakan yang tegas untuk pelaku korupsi juga merupakan upaya memutus kemiskinan. Dengan harapan berkurangnya tindakan-tindakan korupsi, maka anggaran akan semakin tepat sasaran dan dengan pemakaian angggaran yang tepat sasaran, kemiskinan dapat dikurangi. Karena pemangku jabatan semakin memperhatikan kondisi negara ini, memperhatikan masyarakat dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Melalui tindakan nyata dari pihak pemerintah dalam upaya memutus kemiskinan, hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengurangi anak yang kurang gizi atau gizi buruk di negeri ini.
daftar pustaka:
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2011/11/17/59803/korupsi-kemiskinan-dan-gizi-buruk-di-sumut/ diunduh pada tanggal 19 November 2015
http://gaya.tempo.co/read/news/2015/01/25/174637469/prevalensi-gizi-buruk-balita-meningkat-di-2014 diunduh pada tanggal 19 November 2015