Matematika adalah pelajaran yang menyeramkan bagi sebagian siswa. Mendengar kata matematika, mayoritas siswa langsung membayangkan angka-angka rumit, rumus-rumus yang wajib dihapal, sampai dengan mungkin wajah gurunya. Akan tetapi, dilain sisi ternyata matematika adalah pelajaran yang bisa mengajarkan anak agar tidak bertindak korupsi. Ini dia buktinya:
(sumber gambar: http://genggaminternet.com/wp-content/uploads/2015/05/soal-matematika-ukk-sd-kelas-4.jpg diunduh pada tanggal 15 November 2015)
(sumber gambar: https://indonesiana.tempo.co/uploads/foto/2015/05/07/mate-4.jpg diunduh pada tanggal 15 November 2015)
1) Matematika berperan membantu siswa agar pandai berhitung
Berhitung adalah rusuk bagi matematika, hampir bisa dikatakan 90% matematika berupa angka-angka. Hal ini mengajarkan peserta didik bahwa angka-angka bisa bertambah, berkurang, terbagi, maupun bisa dikalikan antara yang satu dengan yang lain. Bila angka tersebut diubah dengan cara dikali, akan menghasilkan angka yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini lah yang menyebabkan angka-angka menjadi bisa berubah-ubah. Sehingga anak menjadi tahu bahwa harus ada faktor tertentu lah baru angka bisa bertambah jumlahnya atau berkurang. Jika peserta didik nantinya menjadi pejabat, ia bisa melihat laporan anggaran dan mempertanyakan faktor apa yang menyebabkan anggarannya berbeda dengan perhitungan apakah karena faktor kurs rupiah yang tidak stabil, inflasi atau karena adanya manipulasi angka-angka? Disinilah peserta didik kelak akan mengerti bahwa ternyata angka tidak berubah dengan sendirinya, tetapi karena adanya suatu kejadian.
(sumber gambar: http://kisahsukses.info/wp-content/uploads/2013/07/Harus-Mampu-Berani-Bertindak-Teliti.jpg diunduh pada tanggal 15 November 2015)
2) Matematika berperan untuk mengasah ketelitian siswa
Siswa terkadang sudah mampu menjumlah, mengurangi, membagi, dan mengalikan dengan baik. Siswa juga sudah menerapkan rumus yang dihapal dengan baik. Akan tetapi, terkadang nilai matematikanya belum memuaskan, setelah diselidiki ternyata dia kurang teliti dalam mengerjakan matematika. Akhirnya anak menjadi tertantang untuk lebih sabar, langkah demi langka ia perhatikan sehingga ia menjadi lebh teliti lagi. Hal ini mengajarkan kepada siswa agar ia kelak memiliki mental pekerja keras, sabar, dan harus teliti dalam mengerjakan segala hal termasuk urusan bangsa dan negara. Bayangkan saja jika ia menjadi pemimpin kelak, ia tidak teliti dan menyebabkan keputusan yang ia tanda-tangani menyebabkan korupsi menjadi hal biasa dan ia biarkan, karena dia tidak teliti membaca dasar hukum yang jelas tertutama mengenai pencegahan korupsi. Ia dengan memudah menandatangi berkas apapun yang disodorkan sekretarisnya tanpa tanda tangan, membacanya, maupun menganalisisnya sehingga anggaran menjadi ‘bengkak’ tanpa tahu kenapa bisa seperti itu. Disinilah dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kerja keras yang terasah baik melalui pelajaran matematika
(http://4.bp.blogspot.com/-0Kp8OH0QWgE/VTxlM6I0hDI/AAAAAAAAAJw/WvWNsIM7gPk/s1600/Kreatif.png diunduh pada tanggal 15 November 2o15)
3) Matematika membuat peserta didik menjadi kreatif
Kreativitas bukanlah mengenai menggambar atau bermain musik belaka. Kreativitas juga bukan mengenai menghias rumah maupun membentuk candi dan patung yang indah. Kreativitas lebih dari itu. Menurut penulis kreativitas adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang agar pekerjaan menjadi lebih mudah, ongkos yang sedikit, dan memakan waktu yang sedikit pula. JIka kita lihat matematika, matematika mengajarkan kreativitas di dalamnya, tadinya harus menjumlahkan sesuatu sekarang tinggal dikalikan saja. Tadinya harus dikalikan satu-per satu kini tinggal dikuadratkan saja, dan seterusnya. Penerapannya adalah siswa menjadi bisa menghitung sebuah soal dengan cara yang satu atau dengan cara lain. Hal ini membantu siswa agar lebih mudah mengerjakan soal dengan cara yang cepat dan efisien menurut mereka. Dalam hal memberantas korupsi, haruslah diperlukan cara-cara kreatif. Misalnya saja membentuk cerita komik antikorupsi seperti dibawah ini:
Pemberantasan korupsi yang kreatif bisa terbentuk dari dibiasakannya siswa mengerjakan matematika.
(sumber gambar: http://www.ceritamu.com/uploads/posts/HBC/files/4ad1854a-cdff-4fc4-a4fa-92e70220c29c.jpg diunduh pada tanggal 15 November 2015)
4) Matematika berperan agar peserta didik tidak mudah menyerah
Matematika membuat peserta didiknya menjadi tidak mudah menyerah dan siap menghadapi tantangan. Karena tidak mudah bagi seorang siswa mengerjakan angka-angka, membayangkan sebuah bangun ruang dan bangun datar, serta harus menghitung luasnya dari bangunan yang fiktif tadi. Hal ini membuat siswa enggan menyarah dan haruslah bisa mengerjakan soal dengan baik karena ia tahu, dengan berhasil mengerjakan soal ia akan paham menghitung luas bangunan dengan mudah sehingga apabila ia menjadi arsitek kelak, ia akan mudah memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan dengan mudah. Kalau ia menjadi penegak hukum ia juga bisa menghitung berapa panjang penggunaan pipa yang wajar untuk bangunan tertentu, sehingga apabila diketahui tidak wajar ia bisa menduga kuat dan menyelidikinya apakah ini korupsi. Hal ini bisa terbentuk dari matematika yang mendidik peserta didik untuk tidak menyerah terhadap suatu soal yang berdampak pada tidak menyerahkan terhadap ujian kehidupan termasuk tidak boleh menyerah untuk memberantas korupsi.