Tahun 2012, Transparancy International Indonesia merilis indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia masih menempati urutan ke-118 dari 176 negara yang”bebas korupsi” dengan skor 32. Skor ini menempatkan posisi Indonesia sejajar dengan Republik Dominika, Ekuador, Mesir, dan Madagaskar. Jika dibandingkan negara di jawasan Asia Tenggara, Indonesia ada di bawah Singapura (skor 87 di peringkat 5 dunia), Brunei Darussalam (skor 55 di peringkat 46 dunia), Malaysia (skor 49 di peringkat 54 dunia), Thailand (skor 37 di peringkat 88 dunia), dan Filiphina (skor 34 di peringkat 118 dunia).
(sumber gambar: http://4.bp.blogspot.com/-Fp61c9Z2U_s/T4OERadSuPI/AAAAAAAAAMI/9NJQ56b3c58/s1600/ilustrasi-korupsi.jpg diunduh pada 6 November 2015)
Negara Asia Tenggara lainnya yang senasib dengan Indonesai dan berada di peringkat bawah adalah Vietnam dengan skor 31 di peringkat 123 dunia dan Myanmar dengan skor 15 di peringkat 172.
Catatan ini menunjukkan Indonesia belum dapat melepas predikat sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Sebelumnya di tahun 2010 catatan buruk serupa pernah dipublikasi oleh Lembaga riset Political & Economic Risk Consultancy (PERC), menempatkan Indonesia sebagai negara terkorup dari 16 negara di Asia Pasifik. Catatan itu menggambarkan pemeberantasan dan pencegahan untuk membasmi korupsi masih membutuhkan kerja keras dan waktu yang panjang, serta dukungan semua pihak.
(sumber gambar: https://erlinaww.files.wordpress.com/2014/12/gedung3.jpg?w=487&h=176 diunduh pada 6 November 2015)
Saya sebagai Mahasiswa UGM, kampus kerakyatan, kampus biru, kampus peduli rakyat, kampus nasional pertama di Indonesia, kampus terbaik di Indonesia, sekaligus sebagai mahasiswa fakultas hukum yang paham mengenai hukum membantu peran pemerintah dalam menegakkan hukum terutama korupsi. Karena korupsi adalah ‘biang keladi’ mengapa Indonesia masih miskin dan kurang sejahtera. Korupsi mempunyai efek domino, yangmana bila ada korupsi maka perizinan investasi akan dipersulit kecuali dengan cara menyuap oknum pejabat, lalu investor tidak jadi menanam investasi di Indonesia dampaknya pengangguran bertambah, kemiskinan merajarela, kriminalitas tinggi, dan tujuan negara ini sulit terwujud.
(sumber gambar: http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/630516/big/fakta-kemiskinan-140128c.jpg diunduh pada 7 November 2015)
Memang benar permasalahan negara ini sangatlah banyak, misalnya pengangguran, kemiskinan, kurang gizi, kelaparan, fasilitas pendidikan yang kurang memadai, harga kebutuhan pokok yang melambung, dan lain sebagainya. Akan tetapi saya pribadi melihat masalah-masalah itu bermula dan berakar dari budaya korupsi peninggalan penajajah zaman dulu. Seperti yang kita ketahui VOC bangkrut karena pegawainya korupsi dan ini turut mengedukasi dan mengenalkan kepada masyarakat mengenai perilaku korupsi.
Dengan melihat angka pengguna internet yang semakin meningkat yaitu naik dari 71,9 juta di 2013 menjadi 88,1 juta pengguna hingga akhir 2014, atau sekitar 34,9 persen dari total jumlah penduduk saat ini (CNN). Ini adalah potensi yang baik untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya korupsi yang memperkaya seseorang, tetapi bersifat fatamorgana, dan membuat negara menjadi hancur.